Generasi Milineal, Si Generasi Hemat Kertas
Sejak generasi milineal lahir, penggunaan media online
semakin meningkat dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknlogi yang
semakin canggih dan sumber daya manusia juga ikut mendukung dalam penggunaan
media online. Contohnya saja mulai tahun 2013 Perpustakaan Universitas Syiah
Kuala telah menggunakan portal website dalam menyimpan kearsipan, Uilis.Unsyiah.ac.id. Salah satunya yaitu penerapan pada ETD (Electronic theses
and dissertation) dalam rangka penghematan penggunaan kertas. Para Pustakawan
Unsyiah telah memilih langkah ini agar tidak terjadinya penumpukan arsip
skripsi, thesis dan disertasi di perpustakaan. Setiap tahunnya mahasiswa yang
memilih Unsyiah sebagai tempat perguruan tinggi untuk menuntut ilmu semakin meningkat, apalagi
mahasiswa tersebut adalah generasi milineal. Mereka lebih tertarik mencari
bahan literatur dengan menggunakan internet ramah dan praktis.
Tampilan ETD (Electronic Thesis and Disertation)
kekinian
Sumber : http://etd.unsyiah.ac.id/
Bukan hanya itu saja, untuk membaca
berita-berita up to date, kaum
milineal sudah menggunakan koran/majalah versi digital (e-paper) yang diterbitkan. Penggunaan versi digital ini akan
mengurangi tumpukan-tumpukan koran konvensional yang menggunung di kantor dan di rumah,
apalagi kalau sudah berdebu, terkena tumpahan minuman, ataupun rusak. Jika ingin
dijual pun, harga dan tumpukan koran tidak sebanding harganya, jauh lebih murah. Sehingga
para konsumen akan lebih memilih membakarnya atau dibuang dengan percuma
sebelum menggunung. Ini akan sangat lebih berbahaya!
Tampilan salah satu e-Paper zaman Now
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/epaper/
Dengan
mengurangi konsumsi kertas, setidaknya generasi milineal telah menyelamatkan
flaura dan fauna yang ada di bumi. Mengapa demikian? Bahan baku utama kertas
yaitu berasal dari pohon yang menjadi tempat tinggal terbaik mereka. Kayu
tersebut ditebang menjadi batangan lalu diolah menjadi bubur kertas. Menurut laman
mongabay.co.id., “Permintaan kayu dari hutan
tropis terus meningkat secara global, sementara di sisi lain hutan tropisnya
terus lenyap dari waktu ke waktu”. Sungguh ini sangat menjadi hal yang
menakutkan untuk generasi penerus. Penebangan hutan yang terjadi akan memberikan
efek deforestasi. Memang terlihat penebangan hutan tidak habis secara
langsung, tetapi akan menimbulkan ancaman lain seperti para petani mendapatkan
akses mudah untuk membuka lahan perkebunan dan pertanian. Seharusnya itu adalah
tutupan lahan untuk hutan, tetapi lama kelamaan akan berubah menjadi wilayah
perkebunan.
Dampak jumlah hutan yang menyusut karena terus menerus ditebang akan
berakibat ke emisi gas rumah kaca semakin meningkat. Hutan tropis
dapat menyerap karbon berlebih karena
memiliki kegiatan sehar-harinya yaitu fotosintesis dan respirasi yang lebih baik.. Aktifitas
manusia yang menebang hutan untuk pembuatan kertas menjadikan karbon dioksida
lebih mudah terlepas ke atmosfer. Oleh karena itu, manusia sangat
membutuhkan hutan dalam menahan lepasnya karbon secara leluasa di udara dan melawan
ganasnya perubahan iklim yang sedang terjadi. 1 ton kertas itu sama dengan 17 pohon yang ditebang. Peradaban manusia sekarang bukan menurun, tetapi makin meningkat dan sebanding dengan konsumsi kertas. Dengan adanya teknologi yang makin canggih, hal ini akan mengurangi penggunaan kertas.
Generasi milinieal itu
antusias dengan segala yang serba instant, cepat, dan cepat. Seperti pencarian literasi yang
menggunakan media online dan membaca berita terkini menggunakan versi digital. Sebenarnya
ada banyak lagi hal-hal yang dilakukan oleh generasi milineal dalam penggunaan kertas yang bijak seiring perkembangan teknologi. Bukan seperti contoh di atas saja,
tetapi lebih dari itu. Jadi, secara tidak langsung, generasi milinealis
menghemat pemakaian kertas dengan cara tidak mencetak manuskrip yang terlalu
banyak dan point pentingnya mereka tidak akan menyumbang sampah.
0 Response to "Generasi Milineal, Si Generasi Hemat Kertas"
Post a Comment