PERSIMPANGAN


Persimpangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan.  Ketika berkendaran didalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan  didaerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan, dimana pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau membelok dan pindah jalan. Persimpangan jalan dapat didefinisikan sebagai daerah umum di mana dua jalan atau lebih bergabung atau persimpangan termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan untuk pergerakan lalu-lintas didalamnya (AASHTO, 2001). Tujuan pembuatan persimpangan adalah mengurangi potensi konflik di antara kendaraan (termasuk pejalan kaki) dan sekaligus menyediakan kenyamanan maksimum dan kemudahan pergerakan bagi kendaraan atau dengan kata lain untuk mengatasi konflik-konflik potensial antara kendaraan bermotor, pejalan kaki , sepeda dan fasilitas angkutan lainnya agar pada saat melewati persimpangan didapatkan tingkat kemudahan dan kenyamanan.
Ada dua jenis persimpangan didalam perencanaan pertemuan dua ruas jalan atau lebih yaitu pertemuan/persimpangan jalan sebidang dan pertemuan/persimpangan  jalan tidak sebidang (simpang susun).

1.  Persimpangan Sebidang (at-grade junctions)

Persimpangan sebidang (intersection at grade) adalah persimpangan di mana dua jalan  raya atau lebih bergabung, dengan tiap jalan raya mengarah keluar dari sebuah  persimpangan dan membentuk bagian darinya. Jumlah jalan Simpang sebidang tidak boleh melebihi dari 4 buah, sebab demi kesederhanaan dalam perancangan dan pengoperasian. Hal ini untuk membatasi jumlah titik konflik dan membantu pengemudi untuk mengamati keadaan. Jika terdapat volume lalu lintas belok kiri dan kanan yang besar, maka perlu penambahan jalur yang dapat diperoleh dengan cara pelebaran (Widening), yaitu salah satu bentuk pelebaran jalan, baik pada arus yang mendekat, arus prioritas maupun arus memotong dibutuhkan perencanaan yang lebih lengkap.

Ada empat elemen dasar yang umumnya dipertimbangkan dalam merancang persimpangan sebidang :
a)    Faktor manusia, seperti kebiasaan mengemudi, dan waktu pengambilan keputusan dan waktu reaksi
b)   Pertimbangan lalu-lintas, seperti kapasitas dan pergerakan membelok, kecepatan kendaraan, dan ukuran serta penyebaran kendaraan
c)    Elemen-elemen fisik, seperti karateristik dan penggunaan dua fasilitas yang saling berdampingan, jarak pandang dan fitur-fitur geometris
d)   Faktor ekonomi, seperti biaya dan manfaat, dan konsumsi energi.
Perencanaan persimpangan  yang baik akan menghasilkan kualitas operasional yang baik seperti tingkat pelayanan, waktu tunda, panjang antrian dan kapasitas.
Pertemuan jalan sebidang ini pada dasarnya ada 4 macam yaitu:
a.    Bercabang 3
b.    Bercabang 4
c.    Bercabang banyak
d.    Bundaran ( Rotary Intersection) 

Beberapa jenis pertemuan sebidang, yaitu :
1.     Persimpangan Tipe ”T” tanpa kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare) 
2.    Persimpangan Tipe ”T” tanpa kanal dan dengan lebar tambahan (Flare) 
3.    Persimpangan Tipe ”T” dengan kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare)
4.    Persimpangan Tipe ”T” dengan kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare) 
5.    Persimpangan Tipe ”Y” tanpa kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare)
6.    Persimpangan Tipe ”Y” dengan kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare)
7.    Persimpangan Tipe ”Y” dengan kanal dan tanpa lebar tambahan (Flare)
Jenis pertemuan sebidang tersebut menggambarkan tipe persimpangan sebidang secara skematik mulai dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks. Persimpangan jalan tanpa kanalisasi adalah yang termurah dan paling sederhana. Pada jenis ini, titik pertemuan jalan dibuat melengkung untuk memudahkan kendaraan yang akan membelok kiri. Pada jalan dengan volume lalu lintas atau kemungkinan pemasangan kerb agar kendaraan tidak keluar dari lapis kendaraan.
Pada persimpangan jalan berbentuk Y atau yang serupa, sebaiknya disediakan kanalisasi  mengingat kendaraan bertemu pada sudut yang kurang menguntungkan. Pada bentuk melebar diperlukan:
1)    Jalan masuk untuk memungkinkan perlambatan kendaraan menjelang aliran lalu lintas lurus
2)   Pelebaran jalur untuk penggabungan ke dalam aliran lalu lintas.
Permasalan yang sering terjadi pada arus pertemuan sebidang adalah timbulnya titik konflik dalam pergerakan kendaraan
2.    Persimpangan Tak Sebidang (grade separated junctions)
Persimpangan tidak sebidang adalah suatu bentuk khusus dari pertemuan jalan yang bertujuan untuk mengurangi titik konflik atau bahaya belok kanan yang menghambat lalu-lintas dan lain-lain, perencanaan persimpangan ini memerlukan lahan yang luas yang cukup besar dan perencanaan yang cukup teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Pertemuan jalan pada jalan-jalan yang lebih penting biasanya berupa pertemuan jalan tak sebidang (Interchange, misalnya berbentuk semanggi), karena kebutuhan untuk menyediakan gerakan membelok tanpa perpotongan maka dibutuhkan tikungan yang besar dan sulit serta biasanya mahal. Pertemuan jalan tak sebidang juga membutuhkan daerah yang luas serta penempatan dan tata letaknya sangat dipengaruhi oleh topografi. Perencanaan persimpangan jalan tidak  sebidang dilakukan bila kapasitas persimpangan tersebut sudah mendekati atau lebih besar dari kapasitas masing-masing ruas jalan sehingga arus lalu lintas untuk masing-masing lengan persimpangan sama sekali tidak boleh terganggu.
Pada pertemuan tak sebidang (Interchange) jenis dan desainnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti klasifikasi jalan raya, karakter dan komposisi lalu-lintas, kecepatan desain, dan tingkat pengendalian akses. Interchange merupakan fasilitas yang mahal, dan karena begitu bervariasinya kondisi lokasi, volume lalu-lintas, dan tata letak interchange, hal-hal yang menentukan dibuatnya interchange bisa berbeda-beda di tiap lokasi. 
Keuntungan dari persimpangan tak sebidang adalah :
1.      Dengan adanya jalur gerak yang saling memotong pada persimpangan tak sebidang, maka tingkat kecelakaan akan dapat dikurangi.
2.      Kecepatan kendaraaan akan dapat bertambah besar dikarenakan arus lalu lintas terganggu.
3.      Kapasitas akan meningkat oleh karena tiadanya gangguan dalam setiap jalur lalu lintas.
Persimpangan ini bertujuan untuk mengurangi titik konflik atau bahaya belok kanan yang selalu menghambat lalu lintas jalan tersebut, mengurangi kemacetan lalu lintas dan lain-lain. Perencanaan persimpangan ini memerlukan lahan yang cukup luas serta biaya yang cukup besar. Perencanaan ini harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Bagian-bagian dari persimpangan tidak sebidang

Elemen atau bagian-bagian dari persimpangan tidak sebidang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Sesuai dengan fungsinya, maka jalur-jalur  jalan dalam daerah interchange bisa digolongkan sbb:
ü   Jalur Utama (Main Lane)
Jalur utama adalah merupakan jalur untuk arus lalu lintas yang utama, arus mana bisa menerus , bisa juga membelok baik kekiri maupun kekanan.

ü    Collector & Distributor road
Collector & Distributor road adalah satu atau lebih jalur yang dipisahkan, teapot sejajar dan searah dengan jalur utama, pada jalur mana kenderaan masuk, atau dari jalur mana kenderaan  keluar  dari  suatu arah  utama tanpa mengganggu arus alalu  lintas dijalur utama tersebut  pada ujung-ujungnya jalur ini disatukan kembali dengan jalur utamanya setelah melalui jalur perlambatan /percepatan.

ü    Jalur percepatan/perlambatan (Acceleration Lane/speed change lane)
Jalur percepatan/perlambatan adalah suatu jalur dengan panjang terbatas dan terletak tepat disebelah jalur cepat ( sebagai pelebaran jalur cepat)  dan berfungsi sebagai tempat kenderaan menyesuaikan  kecepatannya dari situasi dibelakangnya kesituasi didepannya. Kalau  meninggalkan arus cepat kenderaan mengurangi kecepatannya, kalau akan memasuki arus cepat kenderaan menambahkan kecepatannya.

ü    Jalur penghubung ( Ramp)
Jalur penghubung ( Ramp) adalah jalur yang berfungsi untuk membelokkan kenderaan dari satu jalan kejalan lain. Sesuai dengan kegunaannya ramp ini dibagi atas tiga macam yaitu :

a.    Hubungan langsung ( Direct)
Jenis ini kenderaan ddapat berbelok langsung kearah tujuan sebelum titik pusat pertemuan.

b.    Hubungan setengah langsung ( Semi direct)
Kenderaan dalam menuju arah tujuan melewati atau mengelilingi titik pusat pertemuan dahulu dan memotong salah satu arus lain secara tegak (hubungan setengah langsung).

c.    Hubungan tidak langsung (Indirect)
Kenderaan berbelok kearah berlawanan dahulu, dan baru memutar sekitar dua ratus tujuh puluh derajat. 

Berikut akan diperlihatkan jenis-jenis persimpangan tak sebidang :
a.    Persimpangan tidak sebidang Tipe Diamond
Bentuk pertemuan tak sebidang yang paling sederhana dan umumnya paling murah adalah belah ketupat (diamond), Bentuk ini terutama digunakan pada situasi dimana jalan bebas hambatan tak terputus, kecuali apabila terdapat lalu-lintas lain yang keluar atau masuk melalui ramp, tetapi lalu-lintas pada jalan arteri cukup kompleks, karena jalan harus melayani 2 buah gerakan terus dan 4 gerakan belok kanan. 2 diantara gerakan membelok kiri harus mengunakan lajur dalam atau lajur membelok terpisah. Bila volume lalu-lintas cukup besar, umumnya siperlukan lampu lalu-lintas

b.    Persimpangan tidak sebidang Tipe Semanggi Parsial
Bentuk setengah semanggi memungkinkan kendaraan bergabung ke dalam jalan bebas hambatan utama, tetapi kendaraan yang berbelok kekenan harus menantang arus lalu-lintas yang berlawanan pada arteri kecil. Simpang susun jenis ini dapat dibangun dalam berbagai bentuk dengan menetapkan loop dikuadran yang berlainan di sesuaikan dengan kondisi topografi dan pola lalu-lintas.

c.    Persimpangan tidak sebidang Tipe Semanggi
Mungkin bentuk yang paling umum untuk perpotongan antara jalan bebas hambatan dan jalan arteri adalah bentuk semanggi Pada persimpangan susun ini, jalan arteri memotong letaknya terpisah dan selain itu kedelapan gerakan membelok dapat dilakukan bebas dai perpotongan dimana lintasan kendaraan harus memotong. Kendaraan yang membelok keluar dari bagian kiri jalan, kemudian memasuki simpang susun dan selanjutnya bergabung lalu-lintas pada jalan yang dimasuki.

d.    Persimpangan tidak sebidang Tipe Directional
Tipe persimpangan ini adalah bentuk diagram simpang susun  directional  yang sesuai untuk simpang susun antara jalan hambatan dengan jalan bebas hambatan lain. Gambar tersebut dengan jelas menunjukkan konsep dasar bahwa gerakan belok kanan yang padat dapat diatasi dengan menyediakan belokan 90º kearah kanan. Ini diperlihatkan denagan adanya hubungan antara bagian kanan atas dengan kiri atas.

e.    Persimpangan tidak sebidang Tipe “Y”
Tipe ini mengambarkan susunan simpang susun bentuk Y. Disini hanya 1 pemisahan tak sebidang yang dbutuhkan untuk menghindari perpotongan-perpotongan arus lalu-lintas sebidang. Tetapi perlu dicatat bahwa kendaraan yang berjalan dari atas kekanan bahwa adalah harus memutar. Juga dibutuhkan 2 buah gerakan menyelip dan keluar dari 1 jalan dan memasuki yang lainnya pada bagian kanan. Cara demikian sebenarnya kurang baik sehingga gerakan ini sepenuhnya harus dilarang.

f.    Persimpangan tidak sebidang Tipe “T” atau Terompet
Tipe ini memperlihatkan pola simpang bentuk T atau terompet yang cocok untuk pertigaan. Perhatikan bahwa lalu-lintas yang berasal dari kiri atas ke kiri bahwa harus melalui belokan sebesar 270º, tetapi gerakan membelok lainnya memiliki sudut kelengkungan yang lebih kecil dari 90º. Suatu variasi bentuk terompet menggantikan loop sebesar 270 dengan sebuah jalan langsung ( directional road way).

g.    Persimpangan tidak sebidang Tipe Bundaran
Tipe ini adalah diagram sebuah bundaran (rotary intercection) yang digabungkan dengan sebuah  “lalu-lintas” (over crossing) atau “ lintas bawah” “(under crossing) untuk jalan bebas hambatan. Bentuk ini efektif hanya bila digunakan untuk menarik volume lalu-lintas yang relatif  rendah dari beberapa jalan lokal.

Semoga bermanfaat teman2 :)
note : kalau mau coppas, tolong di buat sumbernya ya.. hihihi..


4 Responses to "PERSIMPANGAN"

  1. sorry sbelumnya,sya coppas buat makalah kuliah.ijin ya buat copas :D

    ReplyDelete
  2. sedap arisna fauziah, salam teknik. akhirnya jadi sarjana teknik sipil juga, masih di alue beurawe kan rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, belum seberapa itu untuk sedekah jariyahnya.. alhamdulillah akhirnya sudah sarjana teknik sipil :) masih kok, boleh tau sector37 ini siapa?

      Delete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel